18/08/2015

NIKMATNYA SYUKUR

Hari ni, ada kawan Ibu yang share kan kat whatsapp satu cerita. Tak kisah la cerita ini rekaan ataupun realiti tapi iktibar yang diberikan itu lebih penting kan.


Perkongsian dari group Whatsapp ::
Nikmatnya syukur...
-----------
Ini ada sebuah tulisan layak direnungkan.
Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7
Keajaiban Dunia.

Tepat sebelum kelas usai siang itu, semua siswa diminta untuk
mengumpulkan tugas mereka.

Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan
tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tidak ada seorangpun yang
memperhatikan hal itu…
Malamnya sang guru memeriksa tugas itu.
Sebagian besar siswa menulis demikian,
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Kuil Parthenon
Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa
perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut.
Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir…
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam.
Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…
Isinya seperti ini :
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Bisa Melihat
2. Bisa Mendengar
3. Bisa Menyentuh
4. Bisa diSayangi
5. Bisa Merasakan
6. Bisa Tertawa, dan
7. Bisa Mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran
tugas siswanya.
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa...
Mengucap syukur untuk gadis kecil pendiam di kelasnya yang telah
mengajarkannya sebuah pelajaran hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban.
Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa
untuk kita syukuri...


Jadi renungkan
Kita hidup di gunung, merindukan pantai. Kita hidup di pantai,
merindukan gunung.
Kalau kemarau kita tanya bila hujan? Di musim hujan kita tanya bila
kemarau?
Diam di rumah, berkeinginan untuk keluar. Setelah keluar berkeinginan
untuk pulang.
Waktu sunyi mencari keramaian. Waktu ramai cari ketenangan.
Ketika bujang mengeluh keinginan untuk kawin. Sudah berkeluarga
mengeluh belum miliki anak. Setelah ada anak, mengeluh perbelanjaan
hidup.
Ternyata, sesuatu nampak indah kerana belum kita miliki..
Bilakah kebahagiaan akan diperoleh kalau kita senantiasa memikirkan
apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki..
Jadilah peribadi yang selalu bersyukur dengan rahmat dan nikmat
yang sudah kita miliki..
Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutup bumi yang luas
ini? Sedangkan menutup telapak tangan saja pun sudah begitu
sukar..
Tapi, kalau daun kecil ini melekat di mata kita, maka tertutuplah bumi
dengan daun..
Begitu juga bila hati ditutupi fikiran buruk sekecil manapun, maka kita
akan melihat keburukan di mana-mana, bumi ini sekalipun akan
nampak buruk..
Jadi, janganlah menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang
kecil.
Janganlah menutup hati kita dengan sebuah fikiran buruk, walaupun
cuma seujung kuku.
Syukuri apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk memuliakan-
Nya.
Kerana hidup adalah, waktu yang dipinjamkan dan amanah yang
dipertanggungjawabkan..
Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki..
Bersyukur atas keluarga yang kita miliki..
Bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki..
Bersyukur atas kesehatan yang kita miliki..
Bersyukur atas rahmat dan nikmat yang kita miliki..
Bersyukur dan sentiasa bersyukur di dalam segala perkara..
Semoga kita mendapat manfaat dan senantiasa bersyukur
_____________

Pendek kata, setiap apa yang kita miliki patut kita syukuri.
Terima kasih Allah atas anugerah yang Kau limpahkan kepadaku.

IbuCakna,
SMY
18 2234H Ogos 2015
KKB

CARA TERBAIK HINDARI STROK HABA

WASPADA RISIKO STROK HABA

Kuala Lumpur: Atlet yang beraksi dan menjalani latihan dalam cuaca panas terdedah kepada risiko tekanan haba dan strok haba, menurut Institut Sukan Negara (ISN).
ISN dalam kenyataan semalam menyatakan, tekanan haba boleh menyebabkan spektrum penyakit bermula daripada ringan, semakin teruk hingga kepada keadaan lebih serius seperti keletihan haba dan strok haba.

Strok haba, satu bentuk penyakit serius berkaitan haba, salah satu daripada tiga punca utama kematian dalam kalangan atlet, namun penyakit haba itu boleh dicegah.

“Apabila atlet berlatih, suhu badan tinggi dan badan berpeluh dan menyejukkan untuk menurunkan sendiri suhu badan. Semasa proses ini, cecair badan dan juga elektrolit penting hilang.

“Jika badan tidak diisi semula dengan cecair dan elektrolit, dehidrasi boleh berlaku dan meningkatkan risiko penyakit haba seperti strok haba,” menurut kenyataan itu.
Tanda-tanda penyakit haba termasuk seram sejuk, air kencing berwarna gelap, mulut kering, sakit kepala, dahaga dan lemah.

Jika penyakit haba berterusan, tanda-tanda lebih serius seperti kesukaran bernafas, suhu badan meningkat kepada tahap berbahaya, kekejangan otot, loya dan berasa kebas pada kaki dan tangan serta boleh menyebabkan kematian.

Kebanyakan yang terjejas adalah atlet olahraga yang perlu menjalani latihan dalam keadaan trek panas.
Jurulatih pecut negara K Jayabalan, bagaimanapun berkata, keadaan cuaca panas tidak mengganggu jadual dan latihan atlet bagi menghadapi Sukan SEA 2015 di Singapura pada Jun.

“Setakat ini, semua atlet dalam keadaan baik, ISN sudah memberi nasihat dan memantau atlet untuk menjaga kesihatan mereka. Atlet juga dinasihatkan untuk mengurangkan aktiviti luar. Saya tidak mahu keadaan ini memberi kesan kepada persediaan untuk Sukan SEA akan datang,” katanya. - BERNAMA

Artikel ini disiarkan pada : Sabtu, 28 Februari 2015 @ 5:21 AM

SUMBER : http://www.hmetro.com.my/node/33649#sthash.mJVdv9b0.dpuf




Copyright to Celoteh Ibu Cakna
Designed by UMIESUEstudio 2015